Kamis, 22 Mei 2008 | 03:00 WIB
Suatu hari pada tahun 2006 Lanny Sugiharta, Senior Unit Manager Agency Prudential Indonesia yang sukses, menerima telepon dari salah seorang nasabahnya yang terkapar di rumah sakit. Nasabahnya meminta bantuan dirinya mencairkan klaim asuransi untuk biaya rumah sakit. Tanpa pikir panjang, Lanny dengan sepenuh hati melayani permintaan nasabahnya, mulai dari mengantarkan sendiri dokumen klaim, mencairkan, hingga membereskan urusan dengan rumah sakit. Padahal, semestinya ia bisa menyuruh sekretarisnya untuk melakukan semua itu.
Di lain waktu Lanny tak kuasa menahan haru ketika mengantarkan nasabahnya, seorang ibu muda yang menggendong anaknya yang masih kecil, mengambil klaim kematian suaminya. Dadanya makin sesak ketika nasabahnya mengatakan uang klaim tersebut akan digunakan untuk membuka usaha guna menyambung hidup dan membiayai sekolah anak.
”Agen asuransi adalah pekerjaan yang mulia. Jika kita melengkapi profesi yang mulia itu dengan bekerja total dan menggunakan hati, hidup akan jadi lebih berarti. Pendapatan yang berlimpah dengan sendirinya akan mengikuti,” kata ibu dua anak itu.
Jenjang karier
Hanya dalam empat tahun—Lanny menjadi agen asuransi sejak tahun 2004—ia kini telah mencapai puncak jenjang karier agen, yakni senior agency manager. Ia sungkan membocorkan berapa pendapatannya. Ia hanya mengatakan, tidak lagi memiliki beban finansial. Ia telah menjamin seluruh biaya pendidikan anak-anaknya sampai kuliah, biaya kesehatan seluruh keluarga, bahkan pensiun di hari tua. Kehidupannya kini bagai bumi dan langit dibandingkan saat dirinya belum menjadi agen.
Dengan menjadi agen asuransi, katanya, seseorang bisa berubah dari zero jadi hero, dari nothing menjadi something, dan dari diremehkan menjadi dihargai.
Di tangannya, pekerjaan agen yang kerap dibilang susah oleh banyak orang menjadi serba mudah. ”Siapa bilang menjadi agen asuransi sukses itu sulit. Saya saja hanya butuh empat tahun untuk sukses, mana ada profesi lain yang bisa seperti ini,” tandasnya.
Kuncinya, kata Lanny, hanyalah totalitas, sepenuh hati, serta teguh pada pendirian dan impian. Soal teknis dan kepintaran bukanlah nomor satu. ”Teknis bagaimana menjadi agen yang baik tinggal mengikuti apa-apa yang telah digariskan perusahaan asuransi. Saya tidak mencoba teknik-teknik lain dalam memasarkan asuransi, saya mengikuti aturan yang telah digariskan Prudential 100 persen,” ujarnya membeberkan kiat suksesnya.
Bermula sebagai nasabah Prudential pada tahun 2001, Lanny akhirnya tertarik menjadi agen pada tahun 2004. Dia jatuh cinta pada profesi agen asuransi karena pekerjaannya yang mulia dan penuh pelayanan. Selain itu, ia juga bisa membantu banyak orang merencanakan keuangan untuk menuju masa depan yang sejahtera. Ia juga percaya sistem asuransi itu banyak manfaatnya, terbukti ketika menjadi nasabah, Lanny sangat terbantu ketika keluarganya terkena musibah.
Lanny pun melangkah dengan mantap memasuki dunia agen asuransi. Tak tanggung-tanggung, pekerjaan lamanya sebagai manajer pemasaran di sebuah perusahaan swasta langsung dilepasnya. ”Saya harus bisa melayani nasabah setiap saat. Jika saya tetap bekerja sebagai karyawan, lalu tiba-tiba nasabah meminta bantuan ketika saya masih di kantor, tentu akan sulit memenuhi permintaan nasabah. Nasabah akhirnya merasa tidak aman seolah ditinggalkan,” katanya.
Pada masa awal menjadi agen bagaimanapun tetap ada tantangan yang menghadang, apalagi dia mulai dari nol. Jika sebelumnya selalu bepergian menggunakan mobil kantor, kini ia terpaksa harus naik bis kota atau ojek.
Pendapatan yang diterimanya juga tiba-tiba anjlok. Gaji manajer pemasaran yang sebelumnya rutin diterima setiap bulan tiba-tiba hilang, sementara pendapatan sebagai agen asuransi pemula belumlah seberapa.
Pernah suatu kali tebersit niatan untuk kembali menjadi karyawan. Namun, pikiran tersebut buru-buru ditepisnya. Ia ingat impiannya untuk meningkatkan martabat keluarga dan membuat bangga orangtuanya.
”Akhirnya saya coba tetap fokus, pantang menyerah, bekerja giat, bekerja dengan hati dengan motivasi melayani nasabah. Hasilnya, dalam waktu lima bulan sejak jadi agen, pendapatan saya kembali normal. Pada bulan-bulan berikutnya pendapatan saya terus meningkat,” katanya.
Totalitas
Totalitasnya pada masa awal menjadi agen asuransi juga tecermin dari cara ia memasuki dunia asuransi. Tak seperti agen-agen lain yang mencoba langsung menjual produk meskipun pengetahuannya masih belum seberapa. Lanny betul-betul mempersiapkan diri sebelum betul-betul terjun sebagai agen. Ia lahap semua pelatihan yang diberikan Prudential. Bahkan ia tak segan-segan mendatangi rumah leader-nya untuk mendapat tambahan pengajaran.
Jerih payahnya sebagai agen terus berbuah manis. Berbagai penghargaan sebagai agen ia sabet. Ia juga menjadi anggota million dollar round table (MDRT) atau pertemuan agen-agen asuransi top sedunia.
Impiannya kini melihat masyarakat Indonesia lebih sejahtera melalui perencanaan keuangan. Lainnya melihat profesi agen menjadi betul-betul dihargai dan diminati orang. (FAJ)
Dapatkan artikel ini di URL:
http://entertainment.kompas.com/read/xml/2008/05/22/01413773/kerja.total.dengan.hati
Monday, July 21, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment