Saturday, September 13, 2008

CHATERINE PONDER: SUKSES ALA ALKITAB

“Berhentilah memikirkan kemiskinan sebagai kebajikan. Tindakan itu merupakan keburukan yang umum terjadi. Pada dasarnya ada satu masalah dalam hidup: kepenuhan. Pada dasarnya ada satu solusi: sirkulasi. Karena itu, pemberian yang sistematis adalah praktik sangat kuat yang mensyukuri setiap tahap dalam hidup kita, karena membuat kita tetap menyelaraskan diri dengan kekayaan alam semesta.”

Ungkapan yang terkenal itu diucapkan oleh Catherine Ponder, salah seorang pendeta wanita yang banyak mempelajari masalah rahasia kesuksesan hidup menurut Alkitab. Penulis lebih dari selusin buku ini—di antaranya The Prosperity Secrets of the Ages, The Dynamic Laws of Healing, The Millionaires of Genesis, The Millionaire Joshua, dan The Prospering Power of Prayer—memang selalu tertarik pada hubungan antara kerohanian dan kesuksesan seseorang. Saat melayani sebagai pendeta di Unity Church, dia memutuskan untuk mempelajari Alkitab, khususnya dalam hal kemakmuran, secara lebih saksama.

Wanita yang lahir pada tahun 1927 ini belajar pendidikan dan bisnis di North Carolina sebelum memutuskan untuk menjadi pendeta pada tahun 1958. Sejak itu dia melayani di berbagai tempat di belahan bumi Amerika antara lain di Birmingham, Alabama, Austin, Texas dan San Antonio. Pada tahun 1973 dia pindah ke Palm Desert, Kalifornia sampai masa tuanya.

Sejak masa kecilnya Catherina telah diajar untuk berpikir bahwa “orang Kristen yang miskin adalah orang Kristen yang baik”. Namun, setelah dia mempelajari Alkitab, dia tidak menemukan kebenaran itu. Semakin dalam dia mempelajari Alkitab, dia semakin yakin bahwa Allah ingin memberkati kita secara berlimpah.

Ketika Amerika dilanda resesi, jemaat yang dia pimpin memintanya untuk memberikan panduan untuk hidup melewati krisis. Catherine mulai mengajarkan bahwa pikiran seseorang akan menentukan jalan hidupnya. Jemaatnya mengalami pembaruan sekaligus terobosan. Banyak di antara mereka yang mendapatkan kenaikan penghasilan yang menakjubkan, promosi jabatan dan hutan-hutang yang terbayar lunas. Dia menjawab pertanyaan jemaat “apakah mencari kemakmuran itu perbuatan yang benar?”

Mereka mendasarkan pertanyaan itu dari Alkitab juga. Bukankah Alkitab berkata, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Matius 6:24) dan “Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah” (Markus 10:24).

Tantangan jemaatnya itulah yang membuatnya ingin membuktikan bahwa Allah menginginkan kita kaya. Yang salah bukan kekayaannya itu tetapi cara penggunaan yang tidak tepat. Menurutnya, tidaklah masalah kita menjadi kaya asal cara mencari dan memakainya tetap sesuai Firman Tuhan. Dia pun mengajarkan jemaat untuk memakai uangnya dengan bijak.

Catherine Ponder meyakinkan kita bahwa asal kita tahu bahwa sumber kekayaan itu datangnya dari Tuhan, dan harus dipakai untuk kemuliaan-Nya, maka justru seharusnya kita belajar untuk mencari kekayaan. Anak muda kaya yang disuruh Yesus menjual seluruh hartanya itu karena dia masih terikat dengan kekayaannya dan tidak memprioritaskan Tuhan.

No comments: