Saturday, September 20, 2008

RI Kena Dampak Kebangkrutan Lehman 6 Bulan Lagi

Jakarta - Kekacauan pasar finansial di AS yang ditandai dengan jatuhnya perusahaan besar seperti bangkrutnya Lehman Brothers baru akan terasa dampaknya dalam sistem ekonomi Indonesia enam bulan ke depan.

"Enam bulan ke depan likuiditas perbankan sangat terganggu, permintaan untuk menghitung investasi baru juga akan melemah," kata Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) M Lutfi di Wisma BCA, Jakarta, Jumat malam (19/9/2009).

Dibanding negara lain yang lebih maju menurut Lutfi gangguan di pasar global akan lebih lambat dampaknya ke Indonesia begitu pula biasanya untuk pemulihannya.

"Jika negara lain 3 bulan sudah mulai kerasa dampaknya, kita enam bulan begitu juga dengan baliknya," ujarnya.

Untuk menghindari pusaran krisis finansial AS itu, menurut Lutfi, pemerintah sudah memfokuskan untuk menggenjot tiga sektor ekonomi. Sehingga perekonomian Indonesia terus berjalan meski dengan kondisi pasar global yanng labil.

Ketiga sektor yang harus dipacu itu adalah pertama meneruskan proyek-proyek infrastruktur seperti jalan tol, listrik. Kedua peningkatan industri pangan seperti menggenjot sektor industri agro dan pertanian. Ketiga energi seperti mengolah batubara cair atau gas yang terkandung dalam batubara tidur (CBM) yang potensinya sangat besar.

Lutfi memaparkan untuk industri agro saat ini baru sebesar US$ 3,42 miliar tapi terdapat potensi hingga US$ 9,6 miliar dengan penambahan lahan-lahan baru.

Lalu bagaimana pendanaan untuk investasi itu di saat investor asing tengah cemas dengan perekonomian dunia? Menurut Lutfi pemerintah akan memaksimalkan dananya yang ada saat ini di Bank Indonesia.

"Dana pemerintah itu ada sekitar Rp 176 triliun dan ini bisa dipakai untuk memacu tiga sektor itu," jelas Lutfi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Boediono juga mengatakan pemerintah kemungkinan akan memakai dananya di BI dalam waktu dekat ini untuk keperluan pembangunan.

No comments: