From: Endra Raksapati
Hati Yang Memberi
Hari ini kita akan belajar dari Firman Tuhan tentang “Hati yang Memberi” supaya
kita mengalami anugerah dari hati yang memberi.
I. Tuhan memiliki hati yang memberi.
Bapa memberikan Anak-NYA yang tunggal bagi kita semua (Yoh 3:16). 16 Karena
begitu besar kasih Tuhan akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan
Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak
binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Tuhan Yesus memberikan segalanya
untuk menyelamatkan kita (Mat 20:28). 28 sama seperti Anak Manusia datang bukan
untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi
tebusan bagi banyak orang.” Dari dua ayat diatas kita mengerti Tuhan memiliki
hati yang memberi.
II. Tuhan juga ingin kita mempunyai hati memberi.
Matius 6:11-12 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan
ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang
bersalah kepada kami; Roma 12:10 Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai
saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Roma 12:14 Berkatilah siapa
yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Roma 12:20a Tetapi, jika
seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum!
III. Memberi adalah kunci untuk diberi.
Kalau kita memberi, kita justru akan diberi berlipat kali ganda. Lukas 6:38
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang
digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” Amsal 11:25
Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri
akan diberi minum. Matius 10:42 Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir
sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.”
Kita sering mempunyai pengertian yang salah yaitu ingin diberi dulu supaya bisa
memberi, tetapi sebetulnya Tuhan mengajarkan kepada kita: Berilah supaya kita
diberi. Taburlah supaya kita menuai. Contoh: Saat umat Tuhan sangat membutuhkan
air, mereka justru diperintahkan oleh Elia untuk memberikan air yang sangat
mereka butuhkan itu, tetapi ternyata justru membuat mereka kelimpahan dengan
air (1 Raja-raja 18:34-35 dan 45). Elisa menasehati raja Yehuda memberi makanan
kepada musuh yang sedang berusaha menyerang mereka supaya mereka mengalami
kedamaian (2 Raja-raja 6:21-23). Kita tidak bisa menuai dulu baru menabur,
tetapi kita harus menabur dulu baru menuai. Kalau kita ingin diberi dulu baru
memberi, kita akan sulit diberi tetapi kalau kita mau memberi dulu kita akan
mudah diberi/menerima. Kita tidak bisa berharap orang lain berbuat baik lebih
dulu barulah kita berbuat baik kepada orang lain, tetapi kita harus berbuat
baik kepada orang lain maka orang lain akan berbuat baik kepada kita.
Firman Tuhan berkata lebih berkat memberi daripada menerima (Kisah 20:35) Dalam
segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja
demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat
perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih
berbahagia memberi dari pada menerima.”
IV. Hanya orang yang memiliki hati untuk memberi, bisa dipakai oleh Tuhan.
Janda Sarfat bisa dipakai oleh Tuhan karena ia rela memberikan makanannya lebih
dulu untuk memelihara Elia. Anak yang memberikan 5 roti 2 ikan bisa dipakai
oleh Tuhan untuk melakukan mujizat. Ilustrasi: anak 57 sen. Para pengusaha dan
pendeta memberikan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan untuk mengadakan KKR & doa
ucapan syukur kemerdekaan.
V. Mintalah hati yang memberi dari Tuhan.
Daud meminta Tuhan selalu memberikan hati yang memberi dalam kehidupan mereka
(1 Taw 29:1-18). Karena sekalipun kita kaya raya tetapi kalau tidak memiliki
hati yang memberi kita tidak akan bisa memberi. Ada banyak hal yang bisa kita
berikan untuk pekerjaan Tuhan di gereja kita. Membantu ketertiban dan
keramahan. Membantu antar jemput jemaat yang parkir di Sekolah Kristen Pelita
Nusantara Kasih. Membantu melayani dalam HUT dan konferensi pertumbuhan tanpa
batas. Membantu penyelesaian kekurangan dana pembangunan gedung gereja. Kalau
20.000 jemaat setiap hari menyisihkan/ mengumpulkan Rp. 2.000,- maka dalam 1
tahun/365 hari akan terkumpul Rp. 14.600.000.000,- dan bisa dipakai untuk
menyelesaikan kekurangan dana pembangunan. Maka setiap jemaat diajak untuk
memberi melalui persembahan ke-2 disetiap minggu/janji iman/transfer lewat
bank. Membantu mencapai visi-visi baru yang Tuhan berikan, contoh: lahan parkir
yang luas, sekolah yang berkualitas dan biaya ringan, rumah sakit, 1 juta orang
diselamatkan, dlll.
Marilah kita memiliki hati yang memberi sehingga kita menjadi orang yang
berkenan dan berbuah banyak bagi Kerajaan Allah. (Oleh: Pdt Obaja T
Setiawan-Gembala Sidang dari 20.000 Jemaat di Solo Jateng)
================================================
From: Endra Raksapati
Wawancara Dengan Rick Warren
Di bawah ini adalah wawancara singkat yang luar biasa dengan Rick Warren,
pengarang buku "Purpose Driven Life" dan gembala dari Saddleback Church di
California. Ini adalah pemahaman baru yang Rick Warren miliki; dengan istrinya
yang sedang menderita kanker saat ini dan dirinya menerima kekayaan dari
penjualan buku
tersebut.
Di dalam wawancara oleh Paul Bradshaw dengan Rick Warren, Rick berkata:
"Orang-orang bertanya kepada saya, apa tujuan dari hidup?
Dan saya menjawab:
Secara sederhana, hidup adalah persiapan untuk kekekalan. Kita diciptakan untuk
kekekalan, dan Allah ingin kita bisa bersama Dia di surga. Satu hari, jantung
saya akan berhenti, dan itu berarti kesudahan dari tubuh saya -- tapi bukan
akhir dari saya. Saya bisa saja hidup 60 sampai 100 tahun di bumi, tetapi saya
akan menghabiskan triliunan tahun di kekekalan. Hidup masa sekarang hanyalah
suatu pemanasan - rehearsal (satu latihan sebelum pertunjukan sesungguhnya,
tapi latihan tersebut dilakukan seperti
pertunjukan sungguhan).
Tuhan ingin agar kita mempraktekkan di bumi hal-hal yang akan kita lakukan
selamanya di kekekalan. Kita diciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan, dan sebelum
Anda bisa mengerti dan menerima hal itu, hidup tidak akan masuk akal.
Hidup terdiri dari serangkaian masalah: Apakah Anda sedang berada di dalam
salah
satunya sekarang, atau Anda baru saja keluar dari salah satu masalah,atau Anda
sedang bersiap memasuki masalah yang lain. Alasan dari semuanya ini adalah
bahwa Tuhan lebih tertarik dengan karakter Anda daripada kenikmatan Anda. Tuhan
lebih tertarik untuk mengubah hidup Anda menjadi kudus daripada membuat hidup
Anda bahagia. Kita dapat menjadi sangat bahagia di bumi ini, tapi itu bukanlah
tujuan
dari hidup.
Tujuan hidup adalah untuk bertumbuh di dalam karakter, menjadi serupa dengan
Kristus.
Tahun terakhir ini telah menjadi tahun terbaik dalam hidup saya, dan juga tahun
terburuk dengan istri saya, Kay, didapati menderita kanker.
Dulu saya berpikir bahwa hidup terdiri dari gunung dan lembah - Anda melalui
saat-saat gelap, kemudian mengalami saat-saat puncak, bergantian secara
berulang-ulang. Saya tidak lagi percaya hal itu sekarang.
Bukannya hidup terdiri dari gunung dan lembah, melainkan saya percaya bahwa
hidup
adalah seperti dua sisi kiri dan kanan dari sebuah jalur kereta, yang mana Anda
akan mengalami hal yang baik dan buruk secara bersamaan di setiap waktu. Tidak
peduli betapa baiknya hidup Anda, selalu ada hal buruk yang Anda perlu atasi.
Dan tidak peduli betapa buruknya hidup Anda, selalu ada hal baik yang Anda bisa
ucapkan
syukur bagi Tuhan. Anda bisa fokus pada tujuan-tujuan Anda, atau Anda bisa
fokus pada masalah-masalah Anda.
Jika Anda fokus pada masalah, Anda akan menjadi orang yang berpusat pada diri
sendiri: yaitu "masalah saya, hidup saya, sakit saya". Tapi salah satu jalan
termudah untuk keluar dari rasa sakit, adalah mengalihkan fokus Anda dari diri
sendiri kepada orang lain dan Tuhan.
Kami cepat menyadari bahwa meskipun ratusan ribu orang berdoa, Tuhan tidak akan
menyembuhkan Kay atau membuatnya jadi mudah bagi dia. Penyakit ini telah sangat
menyusahkan dia, namun Tuhan telah memperkuat karakternya, memberikannya
pelayanan untuk menolong orang lain, memberikan dia sebuah kesaksian, menarik
dia mendekat pada Tuhan dan orang lain.
Anda harus belajar cara mengatasi hal yang baik maupun yang buruk dalam hidup
Anda. Sebenarnya, kadang-kadang, belajar untuk mengatasi hal yang baik bisa
lebih sulit. Misalnya, tahun terakhir ini tiba-tiba saja saat buku tersebut
terjual 15 juta kopi, saya menjadi sangat kaya mendadak. Hal ini juga
memberikan saya ketenaran yang tidak pernah harus saya hadapi sebelumnya.
Menurut saya, Tuhan tidak memberikan
kita kekayaan dan ketenaran untuk ego kita sendiri atau supaya hidup kita
menjadi
enak.
Jadi saya mulai bertanya kepada Tuhan apa yang Dia ingin saya lakukan dengan
uang, ketenaran, dan pengaruh ini. Tuhan berikan dua pasal yang menarik yang
menolong saya membuat keputusan untuk tindakan saya, 2 Korintus 9 dan Mazmur
72.
Pertama-tama, walaupun banyak uang yang mengalir masuk, kami tidak akan
mengubah gaya hidup kami sedikitpun. Kami tidak membeli barang-barang mewah.
Kedua, kira-kira pertengahan tahun lalu, saya berhenti mengambil gaji dari
gereja.
Ketiga, kami mendirikan organisasi yang disebut The Peace Plan untuk mendanai
penanaman gereja, pelatihan pemimpin, pertolongan bagi yang miskin, pengobatan
bagi yang sakit, dan pendidikan bagi generasi penerus.
Keempat, saya mengakumulasikan seluruh gaji yang telah dibayarkan oleh gereja
kepada saya selama 24 tahun terakhir sejak saya memulai gereja tersebut, dan
mengembalikan semuanya. Sungguh membebaskan saat saya bisa melayani Tuhan
secara gratis.
Kita perlu menanyakan pada diri sendiri:
Apakah saya akan hidup untuk harta? Kepopuleran? Apakah saya akan digerakkan
oleh tekanan? Rasa bersalah? Kepahitan? Materialisme? ...
Atau apakah saya akan digerakkan oleh tujuan Tuhan (bagi hidup saya)?
Saat saya bangun di pagi hari, saya duduk di tepi tempat tidur dan berkata,
"Tuhan, jika saya tidak berhasil menyelesaikan apa-apa hari ini, saya ingin
mengenal Engkau lebih lagi dan mengasihi Engkau lebih baik." Tuhan tidak
menaruh saya di bumi hanya untuk memenuhi satu daftar tugas. Dia lebih tertarik
dengan siapa diri saya daripada apa yang saya lakukan. Itulah sebabnya kita
disebut "human beings"
(manusia yang "ada") dan bukan "human doings" (manusia yang "melakukan").
Saat-saat bahagia, puji Tuhan . Saat-saat sulit, cari Tuhan
Saat-saat tenang, sembah Tuhan . Saat-saat sakit, percaya Tuhan
Setiap saat . bersyukur pada Tuhan! Tuhan mengasihimu!
============================================
From: Endra Raksapati
Bahagia Versi Iblis
Bahagia versi Iblis" bunyinya kira-kira seperti ini :
---Berbahagialah orang yang terlalu capek karena kesibukan mereka, sehingga
mereka tidak punya waktu untuk bersekutu dengan Tuhan (SAAT TEDUH & GEREJA)
Mereka adalah anak-anakku yang mengerti kerinduan hatiku yang terdalam.
---Berbahagialah orang yang selalu mengharapkan pujian atas apa yang mereka
perbuat.
Aku bisa memperalat dan menunggangi ambisi mereka melalui pujian.(Pujian dari
manusia sia-sia...)
---Berbahagialah orang yang memelihara hati yang terlalu sensitif.
Dengan sedikit "sentilan" saja mereka tersinggung. Mereka akan kurang
bersemangat di dalam bekerja dan akan segera menghilang dalam pelayanan. Mereka
ini adalah fansku yang setia.
---Berbahagialah mereka para pembuat masalah.
Mereka akan disebut anak-anakku. (trouble maker)
---Berbahagialah orang yang selalu mengeluh.
Aku senang karena benih sungut-sungut yang kutabur bertumbuh subur di hati dan
lidah mereka.
---Berbahagialah mereka yang egois, suka mementingkan diri sendiri dan tidak
peduli pada orang lain.
Mereka adalah pengikut-pengikutku yang setia.
---Berbahagialah mereka yang suka menggosip, karena mereka akan menimbulkan
perpecahan dan pertengkaran.
Ini sungguh sangat menyenangkan hatiku.
---Berbahagialah orang yang mengaku mengasihi Tuhan, tetapi membenci
saudara-saudaranya.
Mereka akan hidup bersamaku selamanya sampai kekekekalan.
---Berbahagialah orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan, penganiayaan
dengan penganiayaan dan kebencian dengan kebencian.
Mereka akan mendapat upah yang sama denganku di kegelapan.
---Berbahagialah orang yang membaca tulisan ini dan merasa isinya pas untuk
orang lain dan bukan untuk dirinya sendiri.
Dia adadalam tanganku.
Keputusan untuk masuk ke dalam kelompok orang yang berbahagia menurut versi
Tuhan Yesus atau versi Iblis ada di tangan kita! Jika ingin menjadi orang yang
berbahagia menurut versi Tuhan Yesus, kita harus hidup dalam ketaatan dan
berjaga-jaga seperti halnya kelima orang gadis yang bijaksana (MAT25:1-13).
Jagalah pelita hati kita agar tetap menyala.
Isilah minyaknya setiap hari dengan berdoa dan merenungkan firmanNya.JNM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment